Selasa, 28 April 2015

[Kuliner] Kopi Kawa daun

Aia kawa atau kawa daun, adalah minuman dari daun kopi yang diseduh seperti teh. Daun kopi lokal pilihan awalnya dikeringkan dengan cara disangrai selama 12 jam. Saat akan diminum, daun kering ini dicampur dengan air dingin, lalu diseduh dengan air mendidih.

Gambar 1. Kawa daun Original, Kawa daun campur susu dan Lamang/Lemang

Minuman kawa daun ini merupakan salah satu minuman tradisional asli sumatera barat. kalau menurut sejarahnya Kata kawa berasal dari bahasa arab yaitu Qahwah yang berarti kopi. Ada 2 versi sejarah yang saya temukan kenapa bisa muncul tradisi meminum daun kopi yang diseduh ini. 
Gambar 2. Kawa daun panas

Pertama, pada zaman kolonial belanda diadakannya tanam paksa terahadap masyarakat minang kabau untuk menanam kopi yang menjadi komoditi ekspor pada zaman itu. Seluruh hasil pananen kopi di ranah minang diekspor keluar negeri oleh penjajah bahkan tak sebiji pun meraka sisakan untuk dinikmati oleh pribumi sehingga pribumi tidak dapat merasakan nikmatnya biji kopi yang mereka tanam. Tapi tak kayu janjang dikapiang, tak ameh bungka diasah, timbullah ide kreatif untuk membuat minuman dengan menyeduh daunnya.

Kedua, sebelum kedatangan para penjajah di bumi minang, masyarakat minangkabau sudah mengenal tanaman kopi dari para pedagang arab yang datang. Menurut sejarah ini, orang Arablah yang mengajarkan bagaimana cara menanam kopi dan mengolahnya hingga menjadi minuman. Dan mereka juga mengajarkan bagaimana cara menyeduh daun kopi untuk dijadikan minuman. Lalu pada masa kolonial belanda dengan adanya sistem tanam paksa, masyarakat minangkabau tidak dapat lagi menikmati kopi. Oleh karena itu, mereka cenderung untuk menggunakan daunnya supaya masih bisa merasakan sedikit rasa nikmat dari kopi. 

Nah, dari dua buah sejarah ini, ketika para penjajah melihat kebiasaan masyarakat yang menggunakan daun kopi untuk dijadikan minuman munculah pernyataan hina-an akan kebodohan masyarakat yang menyeduh daun kopi dan bukan biji kopinya, yaitu "Melayu kopi daun" yang maksudnya : "Dasar orang Minang bodoh, kopinya dibuang, daunnya dimakan!".  

Gambar 3. Kedai / dangau - dangau di Jalan Lintas Padangpanjang - Bukittinggi

Kopi kawa daun ini dapat pembaca temukan di Kedai / dangau - dangau kawa daun yang ada di sumatera barat terutama di sekitar Jalan Lintas Padangpanjang  - Bukittinggi. Penyajian dari minuman ini tidak menggunakan gelas melainkan menggunakan tempurung kelapa dengan pijakan yang terbuat dari bambu. Ada 2 varian rasa dari kawa daun ini pertama rasa original (biasa) dan Kawa daun dicampur dengan susu. Harga per minuman dibandrol sekitar 4.000 - 5.000 rupiah. Minuman ini paling enak dinikmati dengan Lamang / Lemang durian atau Lamang/Lemang tapai.

Jika pembaca bertanya bagaimana menjelaskan rasa dari air seduah daun kopi ini, bagi saya rasanya seperti meminum ramuan obat tradisional yang berbahan daun tapi tidak ada rasa pahit dari minuman ini dan menurut saya kawa daun yang dicampur dengan susu tersa lebih nikamat dibandingkan dengan raso original ( hehe..).

Well,  Jika pembaca memliki kesempatan untuk berkunjung ke sumatera barat saya sangat merekomendasikan pembaca untuk mencoba minuman yang satu ini.

Sumber : 
seluruh hasil panen buah kopi segar dari Ranah Minang, diekspor keluar negeri oleh bangsa penjajah, sehingga warga pribumi tidak mendapat kesempatan untuk mencicipi nikmatnya hasil seduhan buah kopi ini - See more at: http://kopikawadaun.com/?page_id=884#sthash.BJJ0iJZT.dpuf
seluruh hasil panen buah kopi segar dari Ranah Minang, diekspor keluar negeri oleh bangsa penjajah, sehingga warga pribumi tidak mendapat kesempatan untuk mencicipi nikmatnya hasil seduhan buah kopi ini - See more at: http://kopikawadaun.com/?page_id=884#sthash.BJJ0iJZT.dpuf
seluruh hasil panen buah kopi segar dari Ranah Minang, diekspor keluar negeri oleh bangsa penjajah, sehingga warga pribumi tidak mendapat kesempatan untuk mencicipi nikmatnya hasil seduhan buah kopi ini - See more at: http://kopikawadaun.com/?page_id=884#sthash.BJJ0iJZT.dpuf

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jumlah pengunjung

Entri Populer